Dia
yang selalu kamu cerita kan setiap saat, kamu gak pernah ada kehabisan
pembahasan tentang dia. Dia orang yang gak pernah kamu bayangkan akan menjadi
pendamping hidupmu. Walaupun selama perjalanan menuju sana, selalu aja cobaan,
halang rintangan, tapi selalu aja kalian bisa lewati.
Walau
aku gak kenal dekat sama dia, dan kita jarang ketemu langsung, aku tetep
mengenal dia dari semua cerita - cerita kamu tentang dia. Mulai dari awal
kalian ketemu dan kenalan disaat ujian Sekolah , sampai pada akhirnya kalian
jadian atau bisa dibilang kalian pacaran. Kalian pacaran cukup lama sampai dia
lulus SMA dan melanjutkan kuliah teknik di solo kalian masih tetep pacaran.
Walau kalian saat itu ldr, dia selalu berusaha buat balik ke kota asal untuk
ketemu sama kamu, dan dia gk pernah absen buat sms serta telpon kamu. Tanpa
terasa, sudah satu tahun kalian ldr semenjak dia kuliah disolo, kamu pun juga
sudah akan lulus dari SMA, dan kamu berniat untuk melanjutkan kuliah disolo
saja biar dekat sama dia. Kamu memilih universitas swasta islam yang terbagus
disolo, dan kamu ambil jurusan psikologi. Walaupun universitas kamu dan dia
beda, tapi itu tidak jadi masalah karena kalian masih tetap bisa ketemu, di
luar jam kuliah atau masih bisa makan malam bareng, nonton bioskop bareng, atau
nonton konser bareng.
Akhirnya
kamu masuk dunia perkuliahan, aku pun bertemu dengan kamu dan ternyata kita
satu kelompok ospek. Dari sana lah aku mulai kenal dan dekat sama kamu, kamu
yang saat itu masih diantar jemput sama masmu, kamu yang jadi penyelamat satu
tim kita saat bikin tas ospek. Kita ospek selama satu minggu, setelah ospek
selesai kita diberi pengumuman oleh kakak-kakak tingkat , tentang kita semua
masuk kedalam kelas apa dan pembimbing akademik kita siapa atau dulu kalau
jaman sekolah itu namnaya wali murid. Tanpa disangka aku dan kamu masuk dikelas
yang sama, dan kita makin tambah dekat, kamu yang selalu ngajak aku buat
nemenin kemana-mana.
Awal
semester, berjalan seperti biasaya tidak ada kendala yang terlalu banget lah,
sampai pada akhirnya di semester 2 itu mulai ada beberapa teman yang deketin
kamu, saat itu aku masih belum tau kalau kamu sudah punya pacar. Jadi aku
anggapnya biasa aja, kalau aku ingat-ingat setiap semester ada aja teman kita
yang berusaha mendekati kamu. Kamu pun menanggapi semua perhatian teman-teman
kita ini. Aku inget banget ada satu teman kita yang namanya kiran, yang ngotot
banget buat jalan sama kamu, padahal teman-teman satu organisasi kurang setuju
kalau kiran jalan sama kamu. Sebenarnya kamu tau respon teman-teman kiran itu
kayak gimana tentang kedekatan kalian dan kamu juga berusaha jelasin ke kiran
tapi sayangnya kiran gak mau tau tentang respon teman-temanya. Dari sana lah
kamu mulai cerita kalau kamu bingung dengan sikap kiran seperti itu dan pacar
kamu yang sudah kembali bisa hubungin kamu lagi,, dari sana lah aku baru tau
ternyata kamu selama ini udah punya pacar dan kalian pacaran dari SMA. Setelah
aku mengetahui semuanya, aku berusaha buat nasihatin kamu dan beri saran untuk
jauhin kiran tapi sayangnya aku telat kasih taunya atau emang kamunya gak mau
ngikutin saranku itu, terlebih kamu sudah terlanjur sayang sama dia, kamu juga
terlanjur sudah kasih perhatian lebih ke kiran, kamu juga terlanjur tau
beberapa kisah hidup nya kiran, dan itu menjadi penyebab kamu gak bisa
ninggalin kiran. Pada akhirnya kalian pun makin dekat sangat dekat. Aku kurang
tahu persis apa kalian sudah jadian atau belum, yang aku tau kalian jadi sering
jalan bareng, nonton bareng dan makan malam selalu bareng. Terus gimana dengan
dia? Iya dia nya kamu itu kebetulan lagi masa sibuk-sibuknya ngerjain banyak
tugas kuliah, jadi dia bisa dibilang agak susah buat ngajakin kamu jalan bareng
atau makan malam bareng.
Pada
suatu ketika, kiran menyampaikan kalau dia ingin ikut mendaftar menjadi abdi
negara, disana kamu pun sedikit kecewa, disini bukan berarti kecewa bakal
tinggal atau gimana tapi kecewa karena kiran seakan dia kuliah disini itu untuk
main-main. Walaupun kita baru masuk kuliah di tahun ke 2, tapi tetap aja
rasanya sayang aja, dengan biaya yang udah dikeluarin buat daftar, aku rasa itu
yang kamu pikirkan. Sebagai orang yang sedang dengan kiran, kamu pun mendukung
kiran, walau setengah hati. Buktinya pada awal kiran minta kamu temenin ke
semarang buat lihat hasil tesnya aja, kamu menolaknya mentah-mentah. Tapi jangan
salah karena kiran itu kreatif, akhirnya kiran bisa mengajak kamu sampai
kesemarang, ya walaupun awalnya dia bilangnya minta temenin ke suatu tempat,
padahal aslinya mau mengajak kamu kesemarang, kamu semacam kena jebakan batman.
Singkat cerita kiran lolos dan akan mengikuti tes kesehatan, namun sayangnya
sebelum kiran mengikuti tes kesehatan kiran punya masalah dengan orang dirumah,
karena kiran sangat kesal, akhirnya dia pun merokok di salah satu tempat makan
dan ditemani oleh kamu, dia dan kamu berada disana hampir seharian dan hampir
seharian pula dia ngerokok disana. Kamu juga sudah berusaha untuk mencegah
kiran untuk supaya berhenti merokok, tapi sayangnya gak di dengar oleh kiran.
Seminggu sebelum tes kesehatan, kiran sudah berhenti merokok, biar hasil tes
kesehatan itu kiran bebas dari rokok dan dia lolos. Tapi pada dasarnya teori
kiran itu salah, meskipun dia sudah berhenti selama minggu pun, itu akan
keliatan di hasil tes kesehatan, karena apa? Iya karena itu saat di rontgen
bagian paru-paru disana akan terlihat pasien atau orang ini seorang perokok
atau tidak. Dan benar saja setelah kiran selesai melakukan tes kesehatan, kiran
gak lolos karena hasinya menyebutkan dia perokok, setelah kiran tahu hasilnya
itu, amarah kiran makin jadi, sehingga membuat dia lebih ngerokok dan minum.
Miris sih dengarnya, kamu juga udah berusaha buat menyuruh kiran untuk berhenti
dua-duanya, dan memberi masukan ini itu untu kiran, namun tampaknya gak terlalu
di dengar olehnya. Setelah kejadian itu, kiran jadi jarang masuk kuliah dan
jarang terlihat di kampus juga. Usut punya usut kiran cuti kuliah di semester
3, lalu kamu pun sudah lost contact dengan kiran. Nampaknya kiran ganti nomor
telepon.
Setelah
semua kejadian itu semua, kamu dan aku mulai disibukan dengan berbagai
tugas-tugas kuliah, presentasi, praktikum, cari anak balita buat dijadiin subyek
praktikum, cari orang buat sumber interview, sampai survei ke RSJ buat tugas kuliah, dan masih
banyak lagi. Mungkin karena kita sudah sibuk, jadi kamu dan aku sudah lupa akan
keadaan kiran, ya walau sesekali kamu masih tanya tentang kiran ke aku, tapi ya
karena aku gak tau mau jawab apa, yaudah aku ledekin aja kamu “ Ciee yang
kangen sama kiran, yaudah gih tanya sama teman organisasinya” sambil aku
cekikikan.
Sampai
pada suatu ketika saat kita semester 5, dia kasih kabar ke kamu kalau dia mau
mengundurkan diri dari perkulihan ke sekolah abdi negara, dengan alasan yang
kurang lebih seperti ini “dek,aku mau kasih kabar sama kamu, kalau aku mau mengundurka
diri dari universitas dan perkulihan disolo, aku mau coba daftar ke sekolah
abdi negara...” belum sempat dia menjelaskan, kamu yang masih sedikit syok
mencoba bertanya kenapa alasan dia ingin pinda “lah kenapa kamu pindah, kamu
apa gak sayang pindah di semester 7? Apalagi kamu mau ambil skripsi toh? Udah kamu
pikirin lagi? Terus bapak ibu gimana? Kamu apa gak eman-eman, bentar lagi
selesai , apa kam..” belum sempat kamu menyelesaikan banyak pertanyaan, dia
sudah menyela lalu mencoba menjelaskan “iya dek, aku tau maksud kamu tapi gini
ya aku jelasin, kalau lulus dari kuliah dan jadi sarjana teknik, apa aku
langsung dapat kerjaan?, ndak kan? Kalau aku daftar di sekolah abdi negara, itu
setelah lulus aku akan langsung di tempatkan dan aku sudah resmi jadi pegawai
sana.” Kamupun sambil menghela napas lalu berkata dengan nada sedikit tinggi
dan kecewa “iya... tapi kan, kamu harus ulang lagi dari awal, terus sekarang
umurmu berapa?terus kamu sekolah disana berapa lama, terus kamu akan di
tempatkan tugas umur berapa? Terus....”kamu pun gak sanggup buat nyelesaikan
kata-katamu. “iya aku tau apa yang kamu khawatirkan dek, aku juga sudah
mikirkan matang-matang, dan bapak ibu juga sama kayak kamu ini kurang setuju
sama keputusanku ini, setelah aku jelasin panjang lebar, akhirnya bapak ibu
setuju dan terserah sama keputusanku. Jadi aku mohon dek, kamu harus yakin, percaya dan
dukung untuk keputusan aku ini, cuman kamu satu-satunya penyemangat aku buat
lanjut sekolah disana. Aku tau, apa yang kamu khawatirin, nanti setelah
keterima aku akan giat belajar, mengikuti banyak kegiatan dan aku janji, aku
bakal cepat selesai sekolahnya demi kamu dek” kamu pun udah gak tau lagi mau
ngomong apa lagi, hanya kata ini yang terucap “terus aku mau tinggal lagi?kamu
gak mikirin perasaanku gimana saat di tingga kamu dulu waktu kuliah disolo?”kamu
bilang itu dengan nada yang putus asa. “iya aku tau perasaan kamu dek, tapi
untuk kali ini aja, kamu percaya sama aku akan selalu ada didekat kamu setelah
aku lulus dari sekolah abdi negara, aku janji aku gak pergi-pergi lagi, aku
janji, aku mohon buat percaya sama aku sekali ini aja”. Setelah percakapan
panjang lebar, kamu pun mensetujui keputusan dia buat pindah ke sekolah abdi
negara di bulan Desember.
Dia
pun pergi ke banyuwangi untuk mendaftar sekolah, alhamdulillahnya dia keterima
sekolah sana. Itu artinya kamu ldr an lagi sama dia. Gak lama dia sekolah
disana, kamu jadi sering harus bolak-balik solo, karena bapaknya dia sakit
parah, kamu pun segera memberi kabar kalau ke dia kalau bapak lagi sakit, jadi
mau tidak mau dia harus ijin dari sekolah untuk pulang kerumah, soalnya bapak
selalu menyebut nama dia terus. Akhirnya dia pulang kerumah, dan bapak
memberikan pesan kepada dia untuk segera
menyelesaikan sekolahnya, lalu segera menikah dengan kamu, mumpung bapak masih
bisa melihat serta menyaksikan kalian berdua menikah, saat mendengar pesan
bapak kamu juga ada disana, dan kamu tanpa sadar meneteskan air mata.
Namun
sayang, dia belum sempat melaksakan keinginan bapak, bapak sudah dipanggil sama
yang maha kuasa. Sama halnya dengan
kamu, kamu gak kalah sedihnya
saat bapak pergi untuk selama-lamanya, dimana saat bapak pergi kamu ada disana,
dan dia sudah balik ke banyuwangi, jadi setelah dia tau kabar bapak udah pergi
akhirnya dia ijin lagi untuk pulang kerumahnya. Ditinggal bapak untuk
selama-lamanya menjadi pukulan terberat buat dia, karena dia belum bisa
memenuhi keinginan bapak karena dia belum selesai sekolah dan harus ditugaskan
satu tahun dulu di bandung, baru dia diberi ijin oleh dinas untuk menikah
dengan kamu. Hari-hari dia setelah di tinggal bapak, jadi makin berat dan makin
banyak yang dipikirkan, apalagi tentang nasibnya kamu. Iya kamu selalu setia
menunggu dia, saat dia ambil keputusan untuk kuliah di solo lalu ambil jurusan
teknik, kamu yang selalu dengan sabar nunggu balasan sms atau kabar dia, kamu
yang selalu gembira saat dia pulkam dan mengajak kamu untuk makan bareng atau
jalan bareng, kamu yang selalu siap dengerin semua keluh kesahnya dia baik itu
saat dia kuliah tenik ataupun saat dia sekolah di abdi negara. Kamu yang selalu
ada buat dia, di saat suka maupun duka. Iya kamu segala-galanya buat dia.
Tapi
sayangnya dia gak tau sebenarnya yang di rasakan, saat dia menceritakan keluh
kesahnya ke kamu. Yang kamu rasakan itu banyak kekhawatiran, serta gak sanggup
untuk mendengarkan kelanjutan cerita dari dia, karena dia mendapatkan perlakuan
yang tidak baik oleh kakak kelasnya atau dengar cerita saat dia udah gak
sanggup buat push up 100 kali, tapi dia harus menyelesaikan itu, supaya tidak
mendapatkan hukuman lebih banyak lagi. Apalagi semenjak disana dia gak bisa
selalu hubungin kamu, karena handphone ditinggal di loker kamar atau disita
selama jam pelajaran , dan baru dikembalikan saat malam hari. Terus terakhir
kamu liat dia saat di pemakaman bapak, dia jadi makin kurus, makin gelap
kulitnya, karena lari-lari di siang hari atau push up atau skot jam dan lain
sebagainya. Dia gak tau saat kamu mendengarkan ceritanya ada satu kata yang
ingin ucapkan yaitu “Cukup”, karena kamu sudah gak sanggup buat dengerin lagi cerita
dia, tapi rasanya kamu lebih gak sanggup lagi buat ucapkan kata itu, soalnya
siapa lagi orang akan mendengar dengan setia semua cerita-cerita selain kamu. Jadi
kamu mencoba menata hati, pikiran, supaya gak kelepasan ucapin kata itu dan
buat diri kamu sendiri untuk kedepannya kalau kalian menikah.
Kurang
lebih 2 tahun dia sekolah disana, dan di tugaskan di bandung selama 1 tahun di
bandung, saat di masa tugasnya itu dia mencari-cari informasi gimana sistem
pendaftaran mengajukan ijin nikah, dan ternyata dia bisa segera menikah dengan
kamu, ya walau dengan banyak persyaratan yang harus dilalui oleh calon
pengantin pria maupun wanita. Kamu pun melalui semua persyaratan itu, mulai
dari surat permohonan izin nikah yang akan diurus oleh dia kantor, surat
keterangan calon istri yang di tandatangani diatas materai 6000 oleh calon
istri yang diketahui oleh aparat desa, surat persetujuan orangtua atau wali
calon istri, surat keterangan belum menikah dari KUA setempat, medical check up,
dan banyak lagi. Kamu dan dia menyiapkan semua berkas itu secara bersama-sama,
serta melakukan medical check up bersama di RS yang sama pula. Setelah semua
berkas selesai dan medica check up hasilnya sudah keluar, kalian pun melakukan
pernikahan secara kedinasan di bandung. Walaupun pernikahan kalian sudah tidak
dapat di saksikan oleh bapaknya dia, tapi kalian yakin bapak tetap bisa
menyaksikan di atas sana, dan kalian juga sudah saatnya mengesahkan hubungan
yang telah lama ini serta kalian juga sudah tidak merasa saling cocok, sudah
saling ketergantungan satu sama lain.
Semoga
kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah, dan selamat karena kalian bisa
melewati berbagai macam cobaan bersama-sama, saling mengkuatkan satu sama lain.
Terus semoga kalian melewati segala cobaan nanti setelah nikah secara
bersama-sama ya. kalau kata pujangga, cintai dia seujung kuku saja. Yang walau hari ini di potong, esok akan tetap tumbuh lagi, hahaha aku habis baru baca artikel gitu, ya yang intinya semoga cinta kalian berdua sama kayak gitu, walau di timpa banyak masalah ini itu justru esoknya itu akan membuat cinta kalian makin tumbuh lagi dan lagi tidak ada habisnya. hehehe lebay amat gw nulisnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar