Jumat, 27 April 2018

Tentang Dianya Kamu, Part I


Dia yang selalu kamu cerita kan setiap saat, kamu gak pernah ada kehabisan pembahasan tentang dia. Dia orang yang gak pernah kamu bayangkan akan menjadi pendamping hidupmu. Walaupun selama perjalanan menuju sana, selalu aja cobaan, halang rintangan, tapi selalu aja kalian bisa lewati.
Walau aku gak kenal dekat sama dia, dan kita jarang ketemu langsung, aku tetep mengenal dia dari semua cerita - cerita kamu tentang dia. Mulai dari awal kalian ketemu dan kenalan disaat ujian Sekolah , sampai pada akhirnya kalian jadian atau bisa dibilang kalian pacaran. Kalian pacaran cukup lama sampai dia lulus SMA dan melanjutkan kuliah teknik di solo kalian masih tetep pacaran. Walau kalian saat itu ldr, dia selalu berusaha buat balik ke kota asal untuk ketemu sama kamu, dan dia gk pernah absen buat sms serta telpon kamu. Tanpa terasa, sudah satu tahun kalian ldr semenjak dia kuliah disolo, kamu pun juga sudah akan lulus dari SMA, dan kamu berniat untuk melanjutkan kuliah disolo saja biar dekat sama dia. Kamu memilih universitas swasta islam yang terbagus disolo, dan kamu ambil jurusan psikologi. Walaupun universitas kamu dan dia beda, tapi itu tidak jadi masalah karena kalian masih tetap bisa ketemu, di luar jam kuliah atau masih bisa makan malam bareng, nonton bioskop bareng, atau nonton konser bareng.
Akhirnya kamu masuk dunia perkuliahan, aku pun bertemu dengan kamu dan ternyata kita satu kelompok ospek. Dari sana lah aku mulai kenal dan dekat sama kamu, kamu yang saat itu masih diantar jemput sama masmu, kamu yang jadi penyelamat satu tim kita saat bikin tas ospek. Kita ospek selama satu minggu, setelah ospek selesai kita diberi pengumuman oleh kakak-kakak tingkat , tentang kita semua masuk kedalam kelas apa dan pembimbing akademik kita siapa atau dulu kalau jaman sekolah itu namnaya wali murid. Tanpa disangka aku dan kamu masuk dikelas yang sama, dan kita makin tambah dekat, kamu yang selalu ngajak aku buat nemenin kemana-mana.
Awal semester, berjalan seperti biasaya tidak ada kendala yang terlalu banget lah, sampai pada akhirnya di semester 2 itu mulai ada beberapa teman yang deketin kamu, saat itu aku masih belum tau kalau kamu sudah punya pacar. Jadi aku anggapnya biasa aja, kalau aku ingat-ingat setiap semester ada aja teman kita yang berusaha mendekati kamu. Kamu pun menanggapi semua perhatian teman-teman kita ini. Aku inget banget ada satu teman kita yang namanya kiran, yang ngotot banget buat jalan sama kamu, padahal teman-teman satu organisasi kurang setuju kalau kiran jalan sama kamu. Sebenarnya kamu tau respon teman-teman kiran itu kayak gimana tentang kedekatan kalian dan kamu juga berusaha jelasin ke kiran tapi sayangnya kiran gak mau tau tentang respon teman-temanya. Dari sana lah kamu mulai cerita kalau kamu bingung dengan sikap kiran seperti itu dan pacar kamu yang sudah kembali bisa hubungin kamu lagi,, dari sana lah aku baru tau ternyata kamu selama ini udah punya pacar dan kalian pacaran dari SMA. Setelah aku mengetahui semuanya, aku berusaha buat nasihatin kamu dan beri saran untuk jauhin kiran tapi sayangnya aku telat kasih taunya atau emang kamunya gak mau ngikutin saranku itu, terlebih kamu sudah terlanjur sayang sama dia, kamu juga terlanjur sudah kasih perhatian lebih ke kiran, kamu juga terlanjur tau beberapa kisah hidup nya kiran, dan itu menjadi penyebab kamu gak bisa ninggalin kiran. Pada akhirnya kalian pun makin dekat sangat dekat. Aku kurang tahu persis apa kalian sudah jadian atau belum, yang aku tau kalian jadi sering jalan bareng, nonton bareng dan makan malam selalu bareng. Terus gimana dengan dia? Iya dia nya kamu itu kebetulan lagi masa sibuk-sibuknya ngerjain banyak tugas kuliah, jadi dia bisa dibilang agak susah buat ngajakin kamu jalan bareng atau makan malam bareng.
Pada suatu ketika, kiran menyampaikan kalau dia ingin ikut mendaftar menjadi abdi negara, disana kamu pun sedikit kecewa, disini bukan berarti kecewa bakal tinggal atau gimana tapi kecewa karena kiran seakan dia kuliah disini itu untuk main-main. Walaupun kita baru masuk kuliah di tahun ke 2, tapi tetap aja rasanya sayang aja, dengan biaya yang udah dikeluarin buat daftar, aku rasa itu yang kamu pikirkan. Sebagai orang yang sedang dengan kiran, kamu pun mendukung kiran, walau setengah hati. Buktinya pada awal kiran minta kamu temenin ke semarang buat lihat hasil tesnya aja, kamu menolaknya mentah-mentah. Tapi jangan salah karena kiran itu kreatif, akhirnya kiran bisa mengajak kamu sampai kesemarang, ya walaupun awalnya dia bilangnya minta temenin ke suatu tempat, padahal aslinya mau mengajak kamu kesemarang, kamu semacam kena jebakan batman. Singkat cerita kiran lolos dan akan mengikuti tes kesehatan, namun sayangnya sebelum kiran mengikuti tes kesehatan kiran punya masalah dengan orang dirumah, karena kiran sangat kesal, akhirnya dia pun merokok di salah satu tempat makan dan ditemani oleh kamu, dia dan kamu berada disana hampir seharian dan hampir seharian pula dia ngerokok disana. Kamu juga sudah berusaha untuk mencegah kiran untuk supaya berhenti merokok, tapi sayangnya gak di dengar oleh kiran. Seminggu sebelum tes kesehatan, kiran sudah berhenti merokok, biar hasil tes kesehatan itu kiran bebas dari rokok dan dia lolos. Tapi pada dasarnya teori kiran itu salah, meskipun dia sudah berhenti selama minggu pun, itu akan keliatan di hasil tes kesehatan, karena apa? Iya karena itu saat di rontgen bagian paru-paru disana akan terlihat pasien atau orang ini seorang perokok atau tidak. Dan benar saja setelah kiran selesai melakukan tes kesehatan, kiran gak lolos karena hasinya menyebutkan dia perokok, setelah kiran tahu hasilnya itu, amarah kiran makin jadi, sehingga membuat dia lebih ngerokok dan minum. Miris sih dengarnya, kamu juga udah berusaha buat menyuruh kiran untuk berhenti dua-duanya, dan memberi masukan ini itu untu kiran, namun tampaknya gak terlalu di dengar olehnya. Setelah kejadian itu, kiran jadi jarang masuk kuliah dan jarang terlihat di kampus juga. Usut punya usut kiran cuti kuliah di semester 3, lalu kamu pun sudah lost contact dengan kiran. Nampaknya kiran ganti nomor telepon.
Setelah semua kejadian itu semua, kamu dan aku mulai disibukan dengan berbagai tugas-tugas kuliah, presentasi, praktikum, cari anak balita buat dijadiin subyek praktikum, cari orang buat sumber interview, sampai  survei ke RSJ buat tugas kuliah, dan masih banyak lagi. Mungkin karena kita sudah sibuk, jadi kamu dan aku sudah lupa akan keadaan kiran, ya walau sesekali kamu masih tanya tentang kiran ke aku, tapi ya karena aku gak tau mau jawab apa, yaudah aku ledekin aja kamu “ Ciee yang kangen sama kiran, yaudah gih tanya sama teman organisasinya” sambil aku cekikikan.
Sampai pada suatu ketika saat kita semester 5, dia kasih kabar ke kamu kalau dia mau mengundurkan diri dari perkulihan ke sekolah abdi negara, dengan alasan yang kurang lebih seperti ini “dek,aku mau kasih kabar sama kamu, kalau aku mau mengundurka diri dari universitas dan perkulihan disolo, aku mau coba daftar ke sekolah abdi negara...” belum sempat dia menjelaskan, kamu yang masih sedikit syok mencoba bertanya kenapa alasan dia ingin pinda “lah kenapa kamu pindah, kamu apa gak sayang pindah di semester 7? Apalagi kamu mau ambil skripsi toh? Udah kamu pikirin lagi? Terus bapak ibu gimana? Kamu apa gak eman-eman, bentar lagi selesai , apa kam..” belum sempat kamu menyelesaikan banyak pertanyaan, dia sudah menyela lalu mencoba menjelaskan “iya dek, aku tau maksud kamu tapi gini ya aku jelasin, kalau lulus dari kuliah dan jadi sarjana teknik, apa aku langsung dapat kerjaan?, ndak kan? Kalau aku daftar di sekolah abdi negara, itu setelah lulus aku akan langsung di tempatkan dan aku sudah resmi jadi pegawai sana.” Kamupun sambil menghela napas lalu berkata dengan nada sedikit tinggi dan kecewa “iya... tapi kan, kamu harus ulang lagi dari awal, terus sekarang umurmu berapa?terus kamu sekolah disana berapa lama, terus kamu akan di tempatkan tugas umur berapa? Terus....”kamu pun gak sanggup buat nyelesaikan kata-katamu. “iya aku tau apa yang kamu khawatirkan dek, aku juga sudah mikirkan matang-matang, dan bapak ibu juga sama kayak kamu ini kurang setuju sama keputusanku ini, setelah aku jelasin panjang lebar, akhirnya bapak ibu setuju dan terserah sama keputusanku. Jadi  aku mohon dek, kamu harus yakin, percaya dan dukung untuk keputusan aku ini, cuman kamu satu-satunya penyemangat aku buat lanjut sekolah disana. Aku tau, apa yang kamu khawatirin, nanti setelah keterima aku akan giat belajar, mengikuti banyak kegiatan dan aku janji, aku bakal cepat selesai sekolahnya demi kamu dek” kamu pun udah gak tau lagi mau ngomong apa lagi, hanya kata ini yang terucap “terus aku mau tinggal lagi?kamu gak mikirin perasaanku gimana saat di tingga kamu dulu waktu kuliah disolo?”kamu bilang itu dengan nada yang putus asa. “iya aku tau perasaan kamu dek, tapi untuk kali ini aja, kamu percaya sama aku akan selalu ada didekat kamu setelah aku lulus dari sekolah abdi negara, aku janji aku gak pergi-pergi lagi, aku janji, aku mohon buat percaya sama aku sekali ini aja”. Setelah percakapan panjang lebar, kamu pun mensetujui keputusan dia buat pindah ke sekolah abdi negara di bulan Desember.
Dia pun pergi ke banyuwangi untuk mendaftar sekolah, alhamdulillahnya dia keterima sekolah sana. Itu artinya kamu ldr an lagi sama dia. Gak lama dia sekolah disana, kamu jadi sering harus bolak-balik solo, karena bapaknya dia sakit parah, kamu pun segera memberi kabar kalau ke dia kalau bapak lagi sakit, jadi mau tidak mau dia harus ijin dari sekolah untuk pulang kerumah, soalnya bapak selalu menyebut nama dia terus. Akhirnya dia pulang kerumah, dan bapak memberikan pesan  kepada dia untuk segera menyelesaikan sekolahnya, lalu segera menikah dengan kamu, mumpung bapak masih bisa melihat serta menyaksikan kalian berdua menikah, saat mendengar pesan bapak kamu juga ada disana, dan kamu tanpa sadar meneteskan air mata.
Namun sayang, dia belum sempat melaksakan keinginan bapak, bapak sudah dipanggil sama yang maha kuasa. Sama halnya dengan  kamu, kamu gak kalah  sedihnya saat bapak pergi untuk selama-lamanya, dimana saat bapak pergi kamu ada disana, dan dia sudah balik ke banyuwangi, jadi setelah dia tau kabar bapak udah pergi akhirnya dia ijin lagi untuk pulang kerumahnya. Ditinggal bapak untuk selama-lamanya menjadi pukulan terberat buat dia, karena dia belum bisa memenuhi keinginan bapak karena dia belum selesai sekolah dan harus ditugaskan satu tahun dulu di bandung, baru dia diberi ijin oleh dinas untuk menikah dengan kamu. Hari-hari dia setelah di tinggal bapak, jadi makin berat dan makin banyak yang dipikirkan, apalagi tentang nasibnya kamu. Iya kamu selalu setia menunggu dia, saat dia ambil keputusan untuk kuliah di solo lalu ambil jurusan teknik, kamu yang selalu dengan sabar nunggu balasan sms atau kabar dia, kamu yang selalu gembira saat dia pulkam dan mengajak kamu untuk makan bareng atau jalan bareng, kamu yang selalu siap dengerin semua keluh kesahnya dia baik itu saat dia kuliah tenik ataupun saat dia sekolah di abdi negara. Kamu yang selalu ada buat dia, di saat suka maupun duka. Iya kamu segala-galanya buat dia.
Tapi sayangnya dia gak tau sebenarnya yang di rasakan, saat dia menceritakan keluh kesahnya ke kamu. Yang kamu rasakan itu banyak kekhawatiran, serta gak sanggup untuk mendengarkan kelanjutan cerita dari dia, karena dia mendapatkan perlakuan yang tidak baik oleh kakak kelasnya atau dengar cerita saat dia udah gak sanggup buat push up 100 kali, tapi dia harus menyelesaikan itu, supaya tidak mendapatkan hukuman lebih banyak lagi. Apalagi semenjak disana dia gak bisa selalu hubungin kamu, karena handphone ditinggal di loker kamar atau disita selama jam pelajaran , dan baru dikembalikan saat malam hari. Terus terakhir kamu liat dia saat di pemakaman bapak, dia jadi makin kurus, makin gelap kulitnya, karena lari-lari di siang hari atau push up atau skot jam dan lain sebagainya. Dia gak tau saat kamu mendengarkan ceritanya ada satu kata yang ingin ucapkan yaitu “Cukup”, karena kamu sudah gak sanggup buat dengerin lagi cerita dia, tapi rasanya kamu lebih gak sanggup lagi buat ucapkan kata itu, soalnya siapa lagi orang akan mendengar dengan setia semua cerita-cerita selain kamu. Jadi kamu mencoba menata hati, pikiran, supaya gak kelepasan ucapin kata itu dan buat diri kamu sendiri untuk kedepannya kalau kalian menikah.
Kurang lebih 2 tahun dia sekolah disana, dan di tugaskan di bandung selama 1 tahun di bandung, saat di masa tugasnya itu dia mencari-cari informasi gimana sistem pendaftaran mengajukan ijin nikah, dan ternyata dia bisa segera menikah dengan kamu, ya walau dengan banyak persyaratan yang harus dilalui oleh calon pengantin pria maupun wanita. Kamu pun melalui semua persyaratan itu, mulai dari surat permohonan izin nikah yang akan diurus oleh dia kantor, surat keterangan calon istri yang di tandatangani diatas materai 6000 oleh calon istri yang diketahui oleh aparat desa, surat persetujuan orangtua atau wali calon istri, surat keterangan belum menikah dari KUA setempat, medical check up, dan banyak lagi. Kamu dan dia menyiapkan semua berkas itu secara bersama-sama, serta melakukan medical check up bersama di RS yang sama pula. Setelah semua berkas selesai dan medica check up hasilnya sudah keluar, kalian pun melakukan pernikahan secara kedinasan di bandung. Walaupun pernikahan kalian sudah tidak dapat di saksikan oleh bapaknya dia, tapi kalian yakin bapak tetap bisa menyaksikan di atas sana, dan kalian juga sudah saatnya mengesahkan hubungan yang telah lama ini serta kalian juga sudah tidak merasa saling cocok, sudah saling ketergantungan satu sama lain.
Semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah, dan selamat karena kalian bisa melewati berbagai macam cobaan bersama-sama, saling mengkuatkan satu sama lain. Terus semoga kalian melewati segala cobaan nanti setelah nikah secara bersama-sama ya. kalau kata pujangga, cintai dia seujung kuku saja. Yang walau hari ini di potong, esok akan tetap tumbuh lagi, hahaha aku habis baru baca artikel gitu, ya yang intinya semoga cinta kalian berdua sama kayak gitu, walau di timpa banyak masalah ini itu justru esoknya itu akan membuat cinta kalian makin tumbuh lagi dan lagi tidak ada habisnya. hehehe lebay amat gw nulisnya 




Sabtu, 17 Februari 2018

Pertemanan yang Aneh

Lucu sih kalau di inget-inget, kita udah temenan dari awal masuk les kelas 3 SMA, tapi kita baru mulai akrab banget setelah lulus kelas 3 SMA dan sampai sekarang.  "Terus selama les setahun itu kita kenapa gak akrab satu sama lain?" Hahahaha mungkin karna selama di les aku terlalu sering ngobrol dan berinteraksi sama lexa, ikca, yola, geng anak muhi (mula, ghufur, haritha, drajat),  handaru, fauzan, miranti, fika,  sedangkan dia? Jarang banget dan malah gak pernah kita terlibat dalam obrolan atau akunya aja yang gak ingat, hehehe.
Setelah kita pada kuliah, kita mulai disibukan dengan berbagai kegiatan kuliah, ikut organisasi, ngerjain tugas kuliah dan lain sebagainya. Sampai suatu ketika kuliah semester 3 hpku baru, saat itu juga aku punya WA, setelah daftar WA langsung aku cek siapa aja temen-temen ku yang punya WA, salah satunya dia juga punya WA. Nggak lama aku punya WA, ada berita yang lumayan heboh klo bbm bisa di hp Android, dan aku pun gk mau ketinggalan buat pakai bbm dong. Terus kalau gak salah, aku WA dia buat kasih tau kalau aku punya bbm, dan minta buat invite. Oiya semenjak ada WA atau bbm kita udah tinggalin sms-an. Kalau dinget lagi itu,  aku lebih sering komentarin Pm atau status - status yang dia tulis di bbm,  mungkin dri aku komentar in pm nya dia, kita jadi bisa ngobrol banyak, ya walaupun gak penting-penting banget sih obrolanya tapi itu bisa bikin ketawa dan tanpa aku sadari jadi kayak semacam mood booster ku gitu, mungkin juga karena kebiasaan suka komentarin pm nya atay status di sosmednya dia, ampek sekarang kalau mau ngobrol sama dia via chat itu, nunggu dia bikin status baru aku berani chat dulu, dan mungkin begitupun sebaliknya, dia kalau chat aku itu pasti selalu diawali dengan komentarin status atau pm di bbm.
Jangan dikira kita semenjak dekat, kita jadi suka jalan atau ketemu bareng. Kita jarang jalan bareng atau ketemu,  ya mungkin karna dia kuliah di jogja. Tapi kita pernah makan malam bareng, ya walau gak berdua sih, aku ngajakin in the geng. Hahahaha gak usah diceritain, soalnya penuh dengan kecanggungan dan kikuk antara kita masing-masing terutama sama temen-temen ku yang lain. Lumayan resek sih mereka saat itu, tapi yang sudah lah toh juga itu sekarang sudah jadi masa lalu. Hm.. Terus pertemuan yang ke dua, dia main kekampus ku buat tanya-tanya tentang psikotes dan dia mimta di ramal eh salah maksudnya di baca hasil psikotes nya. Tapi gak tau gimana ceritanya dia bawa kertas HVS, pensil hb atau aku yang minta dia bawa yak? Hehehe gak tau lah gimana ceritanya. Kemudian dia, ku minta gambar orang, pohon. Kalau gak salah dia main kekampus, waktu aku lagi uas atau uts, terus sehabis kita ngobrol banyak di kantin, dia ku ajak keliling kampus, eh kalau diinget lagi kenapa aku bisa ajak dia keliling kampus ya? Hahaha gak tau lah.
Seperti biasa kita gak saling chat satu sama lain, sampai aku masuk kedunia skripsi, dia satu-satunya temen les ku yang baik banget mau cariin revensi jurnal buat bahan skripsi, sampai kasih link jurnal waktu dia chat aku. Sampai mau bela-belain ngajakin ketemuan dikampus buat bukain link yang dia kasih, soalnya link yang dia kasih itu gak bisa aku buka. Padahal aku kayaknya gak pernah minta dia cariin jurnal buat aku, tapi emang sih pernah aku curhat kalau susah cari jurnal buat judul skripsi ku ini.
Kemudian kita aturlah ketemuan diperpus kampus, soalnya disana wifinya keceng dan enak pulak tempatnya adem, sampai diperpus gak tau kenapa wifi perpus lola banget, karena wifi perpus gak mendukung akhirnya dia tethering sisa kuota di hpny ke laptop aku buat bukain link  jurnalnya itu, baik banget kan?,  eh ternyata sama aja lola yaudah kita pindah ke cafe depan kampus buat numpang wifi-an gratis, setelah jurnalnya bisa dibuka, gak tau gimana lagi ceritanya dia langsung balik atau karna aku bilang mau cari sepatu sama sekar (adek sepupu) jadi dia balik duluan. Oiya satu kata-katanya yang masih aku ingat waktu ketemu sama sekar "kuliah semester berapa kamu sekar?" hahaha padahal sekar waktu itu masih kelas 3 SMA, hbis itu dia ngomong lagi tapi pelan  "ooohh, tak kirain..  habis kamu keliatan dewasa" hahaha mungkin maksudnya tampilan sekar dewasa belum waktunya, bandingin tampilan aku yang keliatan anak SMA hahaha.
Finally sampai lah di sidang skripsi,  katanya dia mau dateng di sidang skripsi ku tapi gak dateng,  terus pas wisuda juga aku kabarin dia, katanya mau diusahain datang tapi dia gak datang juga. Kira-kira 4 atau 6 bulan setelah aku wisuda dia pasang dp kalau dia habis sidang, dan saat itu aku gak tau kenapa kesel atau aku pura-pura kesel aja hehe,  soalnya gak dikabarin dia sidang. Terus saat dia wisuda, aku udah tanya jauh-jauh hari kapan dia wisuda, niatnya mau datang tapi sayangnya pas hari dia wisuda aku pas ada acara di jawatimur. Hm... Sebenarnya impas sih kita sama-sama gak datang di wisuda masing-masing, tapi karna gak enak aku udah janji mau datang tapi gak datang, jadi aku beliin dia coklat silverqueen tapi bungkusnya aku ganti bungkus buatan ku sendiri yang ada tulisanya berhubungan sama lagunya raisa yang serba salah. Hahaha gak tau kenapa aku niat banget bikinnya itu, ya walaupun jauh dari kata rapih sih hehe tapi dia suka kok. Buktinya setelah 2 tahun, dia baru kirimin aku  foto coklat Raisa~ yang pernah aku kasih dulu, jadi menurut cerita sebelum di makan, dia foto dulu coklatnya,, mana fotonya masih dia simpan digaleri hp. "Sumpah gw seneng banget tau..."
Ketemuan keempat, kita akhirnya jalan ke mall di bulan desember, ya walau cuman makan doang. Eh gak ding, kayanya dia mau ngajakin cari baju tapi karna aku udah lama di mall nya dan kita gak jalan berdua juga tapi ini bareng sama temen-temen kuliah,hehehe. Tapi kalau dia langsung ngomong minta temenin cari baju, juga pasti aku temenin kok. Jalan terakhi kita saat itu kita statusnya udah bukan anak SMA atau mahasiswa lagi tapi status kita udah makin tinggi lagi yaitu seorang pekerja atau karyawan, yang dimana kita sudah dihadapin dengan real nya dunia yang kadang bikin lelah tapi kita harus kuat disetiap harinya agar kita bisa bertahan lama dan menjadikannya sebuah pondasi untuk dikehidupan kita kelak.
Seperti biasa setelah pertemuan bulan desember itu, kita saling chat saat masing-masing dari kita bikin status di WA story. Iya gitu lah kalau kita chat, aneh kan?  Tapi aku kalau ditanya sama temenku dia kerja dimana atau dibagian apa, aku gak bisa jawab, ya soalnya aku gak pernah tanya dia kerja di perusahaan apa dan dibagian apa, atau saat dia nganterin aku pulang kemaren, dia bilang kalau dia bawa motor adeknya, dan aku dengan polosnya tanya "loh bukanya adekmu cewek ya?" terus dia malah jawab"kamu itu loh, udah temenan berapa lama sih kita?" hahaha habis itu aku cuman diam doang, tapi emang kita selama ini gak pernah bahas tentang keluarga kita atau bahas adek kita atau bahas tentang pacar terakhir kita siapa, kita gak pernah bahas itu semua. Hm.. Mungkin nanti kalau dia chat atau telpon bakal tanya tentang itu semua. Dan kayaknya dia juga gak tau tentang adek-adekku, atau dia tau tapi belum jelas adek-adeku itu kelas berapa dan kuliah jurusan apa.
Eh iya kita sekarang jadi suka telpon,  buktinya aja dalam seminggu kita telponan 2 kali, hehe tapi ini baru aja kita lakukan telpon-telponan. Jadi awal mulanya kita telponan itu, siang-siang di chat aku yang isinya bikin bingung, gimana gak bingung coba dia chat gini " Klo permintaan ga sesuai kebutuhan?,  mau dikatakan apa lagi"  yaudah dong ya aku jawab aja "kalau malas ngetik buat jelasin, mending telpon aja deh gak papa kok" dan tau, malamnya dia langsung video call, otomatis langsung syok aku dan langsung aku pencet tombol merah tanda reject telpon. Terus aku chat dia buat jelasin kenapa aku tolak video call dia, ya soalnya hp ku lagi di pakai buat pindahin foto. Nggak lama lagi dari itu sehabis sholat isya dia video call lagi, karena aku belum pakai jilbab saat itu, dan lagi acak-acakan juga jdi gak aku angkat video callnya dia, tapi aku telpon dia balik kok telpon WA. Waktu diangkat, ada jeda antar aku ngomong hallo sama dia bilang assalammulaikum, terus waktu aku jawab waalaikum salam, dia langsung bilang "itu makannya udah belum?" kaget aku, waktu dia bilang kayak gitu, padahal itu nasinya udah aku taruh di pojokan kiri tapi kok bisa tau ya? Hehehe. Saat itu lah dia cerita banyak tentang pekerjaan nya, tentang macetnya Jakarta, capeknya dia tinggal disana, tentang dia gak sengaja ketemu sama lexa temen kita waktu les dulu,  sampai dia protes tentang aku yang makin kikuk saat jalan kemaren terus katanya beda kayak jaman SMA dulu  kita pernah jalan bareng di mall,  waktu dia bilang itu aku ketawa, soalnya jaman SMA kita gak pernah jalan bareng sama anak-anak les terlebih ke mall. Yang aku inget cuman waktu kita bolos sekelas buat nonton di film thailand di Solo Movie.
Ya gitu lah peerteman kita, aneh kan daan unik, oiya "dia"  teman ku ini cowok yang aneh, ngeselin, dan haus akan tantangan.
Hm.. Ada lagi yang aku inget saat ditelpon dia aku tanya "kenapa logatmu ngomong udah kayak orang djakarta?"  dia jawabnya "ya berarti kan aku orang gampang beradaptasi". "lah aku terus kalau aku gimana, udah tinggal lama disini, tapi logatnya gak berubah - berubah dan malah dibilang bukan orang sini" terus dia jawab ngasal "ya kamu orang nomaden" , karena aku kesel dibilang kayak gitu aku bilang lagi "iihh kok jahat banget sih"  terus dia berusaha jelasin  gini ya "kalau aku ini kan cocok dibilang orang jawa, soalnya aku hitam (mungkin sawo matang kalli yak,bukan dalam arti sesungguhnya), lah mukamu itu gak cocok dibilang orang jawa, ya kalau pun orang jawa tapi itu ngomong jawanya alakadarnya" hahaha habis dia ngomong itu aku ngekek banget, otomatis kan dia mengakui kalau dia itu hitam, ini bukan bermaksud buat menyamaratakan kalau orang jawa identik dengan kulit hitam, orang jawa banyak yang putih. Tapi aku ketawa ngekek nya setelah telpon di tutup...
Nb: aku bakal tunggu telpon... Telpon... Telpo.... Selanjutnya  😂😂

Minggu, 04 Juni 2017

My Mind...

       aku merasa makin kesini, aku makin sering marah-marah gak jelas, bisa dibilang makin sensitif. Mungkin karena semua kekesalanku, ketidak sukaan ku dulu yang sudah lama sekali aku pendam dalam-dalam, terus sekarang seperti bom atom yang siap meledak besar. Aku tau memendam ketidak sukaan atau malah masalah itu gak bagus, karena suatu saat kita gak akan kuat buat memendam masalah tersebut dan pada akhirnya aku meledak begitu aja tanpa bisa kita kontrol. Mungkin juga aku tak kunjung mendapatkan pekerjaan, jadi aku makin sensitif kalau ditanya "kerja dimana". Sebenarnya gak masalah juga, toh aku juga gak terlalu mempermasalahan mereka yang bertanya tapi pada saat tertentu, justru itu sangat menyakitkan.
     Kadang aku bingung, apa yang dinginkan mereka, iya aku tahu semua itu demi kebaikan aku tapi ini justru membuat aku gak bisa menjadi lebih mandiri, dewasa dan membuat sikapku kekanak-kanakan. aku selalu berpikir kalau aku belum mendapat pekerjaan, gimana aku mau berkembang, gimana aku bisa mandiri, gimana aku dewasa. dan terlebih kalau mendapat pekerjaan jauh dari sini, aku justru mau gak mau akan menjadi mandiri, gak terlalu tergantung banget.
       Sebenarnya aku itu gak mau diperlakukan selayaknya tuan putri, yang apa-apa di layanin, diantar jemput, dimanjain. Gak mau. Kalau boleh aku bilang, aku mau segera dapat kerja dimana pun, dan gak mau dirumah atau usaha fashion. aku capek banget marah-marah gak jelas, gak tau marah sama siapa, gak tau harus mulai ngomong dari mana. Aku tau, seharusnya aku bisa nahan emosiku supaya gak meledak-meledak tapi gak bisa, karena aku udah gak bisa tahan buat meredamkan emosiku.


Jumat, 26 Mei 2017

My Mind

Tanpa sengaja aku bertemu dengan tetangga lama tante ira saat menghadiri suatu acara, akhirnya kita cerita banyak hal, sampai pada akhirnya aku ditanyakan sudah masukan lamaran dimana saja, ya sudah aku jawab dengan menyebutkan nama-nama perusahaan itu. Terus akhirnya tante ira menceritakan saat awal tante ira selesai kuliah, langsung dengan semangat 45 memasukan lamaran dimana-dimana, dan dapat panggilan kerja untuk wawancara tapi sayangnya tante ira gak lolos di tahap setelah wawancara. Namun lama kelamaan belum juga mendapatkan pangillan kerja lagi, tante ira udah mulai menurun untuk memasukan lamaran kerja. Sampai saat itu tanpa sengaja tante ira masukan lamaran di salah satu perusahaan, lalu dapat panggilan untuk wawancara dan lolos sampai tahap terakhi medical cek up, tapi untuk medical cek up harus dilakukan di jakarta dan orang tua tante ira tidak mengizinkan untuk pergi ke jakarta. Singkat cerita tante ira di bujuk untuk tidak usah bekerja di kantoran, dan melanjutkan usaha kacamata yang sudah dijalani orang tuanya, pada awalnya tante ira tidak mau, tapi pada akhirnya tante ira meng-iyakan dan melanjutakn usaha kacamata tersebut.
Saat aku mendengar cerita itu aku biasa aja, tidak begitu memikirkan macam-macam hanya untuk berbagi cerita saja. Tapi akhir-akhir ini cerita itu membuat aku kepikiran, kenapa cerita tante ira sama seperti saat ini yang belum mendapat panggilan kerja dan ibu sedang memulai usaha fashion, yang selalu ibu bilang nanti usahanya itu untu aku. Bukan suatu hal yang buruk sebenarnya, justru itu hal yang sangat bagus karena kita bisa membuka lapangan kerja buat orang yang membutuhkan tapi buat aku gak, bukannya gak mau tapi belum menginginkannya dan masih ingin bekerja di kantoran. Meskipun orang-orang rumah bilang kerja di kantoran gak enak banyak tuntutan, ditarget tapi aku sangat-sangat ingin kerja disana, dan belum mau disini. Sampai mbaku bilang pada ku "udah jadi pengusaha saja", saat mba bilang itu, aku hanya diam saja. Mungkin kenapa aku belum menginginkan menjadi pengusaha itu karena mind set ku yang berbicara kalau kita kerja di kantoran kita bisa menjadi bagaimana bersikap sopan, bersikap dewasa, tidak bergantung dengan ini itu alias mandiri, bisa menyelesaikan problem solving, sedangkan kalau pengusaha bisa bersikap semaunya mereka, bersikap curang, tidak mau berbagi ilmu, saling menjatuhakn nama orang yang gak disenangin, menjelekan. Mungkin aku berpikiran kayak itu karena teman-teman ibu yang usaha di fashion itu bukan teman yang baik, jadi beranggapan kalau aku beri nailai jadi pengusaha dari 1-10 itu berada di angka 9. Banyak yang bilang kalau jadi pengusaha itu harus siap untuk rugi baik itu karena tipu sana sini tapi paling sering ditipu teman sasama pengusaha. Mungkin juga itu salah satunya aku belum menginginkan itu. Bukan suatu hal buruk jika pengusaha juga, toh sebagian besar pemasukan negara itu dari para pengusaha-pengusaha tersebut, tapi tetap aja belum menginginkannya. 
Zaman dulu kalau kita ke pasar dan disana kita ketemu teman sekolah kita jualan disana, terus keesokanya tinggal tunggu teman kita itu menyebarkan kalau kita jualan di pasar, dan akhirnya kita diberi julukan. Ada yang dengan julukan itu malu, jadi gak mau jualan di pasar kembali tapi ada juaga membiarkan nya seperti angin lalu. Mungkin pemikiranku masih primitif kalau kita jualan di pasar itu nanti kita beri julukan atau kita di bicarakan yang tidak-tidak seperti “sayang ya udah sekolah tinggi-tinggi, tapi kok jualan” , iya emang pemikiranku masih seperti itu. Tapi makin kesini, pemikiran zaman sekarang justru jadi pengusaha dengan jualan dipinggir jalan saat cfd atau di alun-alun itu keren banget dan mereka juga mau seperti itu, terus makin banyak pemuda-muda yang muali bikin usaha tempat makan yang kekinian, dan masih banyak lagi. Semestinya semakin maju jaman cara berpikir kita berubah tapi tidak buat aku, pemikirankku masih sama seperti dulu dan embel-embel malu itu masih sangat melekat jika bertemu dengan teman saat sedang nemenin ibu.

Rabu, 24 Mei 2017

Sepotong Cerita

           Dulu ku pikir setelah lulus kuliah akan mudah mendapatkan pekerjaan,tinggal bikin surat lamaran, pas foto, fotokopi ijazah, transkip nilai, terus anterin semua berkas itu perusahaan yang kita inginkan, sehabis itu kita tunggu dipanggil untuk wawancara  dan diterima  kerja disana. Tapi ternyata gak semudah itu, kita harus bersaing dengan calon karyawan yang memasukan lamaran disana, maksudnya bersaing itu dalam indek prestasi, pengalaman-pengalaman mereka saat kuliah seperti mereka ikut dan aktif tidak di organisasi kampus atau luar kampus, pengalaman kerja baik part time maupun yang full. Selain itu juga kita harus sangat sabar untuk menggu panggilan kerja, terkadang kita malah lupa perusahaan apa aja sudah masukan lamaran disana, saking lamanya menunngu panggilan kerja. Terus saat kita dapat panggilan kerja, itu belum tentu menandakan kita akan diterima kerja sana, karena setiap perusahaan memiliki tahap seleksi yang berbeda-beda, ada yang 4 kali tahap, ada yang 6 kali tahap, bahkan ada yang hanya 1 kali tahap aja.
          Gak jarang, karena lamanya menunggu panggilan kerja, mereka melakukan hobi mereka yang dulu kurang terealisasikan saat dulu masih kuliah seperti hobi fotograper, crafting, memasak, yang malah dari hobi itu menghasilkan pundi-pundi uang dan merekapun mulai menukinya hobi mereka menjadi bisnis kecil-kecilan, atau ada juga mereka yang mulai bisnis dibidang fashion, atau kuliner, atau properti, yang pada awalnya cuman iseng-iseng semata lalu berkembang menjadi besar dan membuat mereka memilih untuk menukini bisnis karena disini mereka tidak terikat oleh peraturan perusahaan, dan dapat mendapatkan pundi-pundi uang sebagaimana mereka berusaha, berbeda dengan jika mereka kerja dikantor mereka mendapatkan uang yang relatif sama dalam setiap bulannya kalaupun beda itu terletak di uang lembur, uang tunjangan hari raya.
          Tapi berbeda dengan aku, aku justru menginginkan kerja di kantoran, yang kata orang berat kerjanya, banyak peraturan ini itu, di kerja target, pulang malam, saling menjatuhkan satu sama lain, dan masih banyak lagi. Menurutku, bukan menurutku saja menurut nenek dan bude kalau aku kerja dikantor itu dapat mengajarkan lebih dewasa lagi, mandiri, bisa lebih sopan lagi. Dan sebenernarnya juga kalau mendapatkan pekerjaan dikantor juga bisa menunjukin kalau aku itu mampu disana sama orang-orang rumah. Selama ini aku selalu sangat dilindungin sama orang-orang, bukannya gak seneng tapi aku merasa kalau sangat lindungin kapan aku bisa mandiri, yang ada aku malah jadi anak yang manja. Kadang aku sedikit malu kalau temen atau orang yang bilang "enak ya dianter jemput " atau "tadi kesini bawa kendaraan gak", tapi aku bisa apa coba, emang gak dijinin bawa kendaraaan sendiri, aku tau maksud dan tujuannya baik tapi kan gak gini juga. Makin kesini itu makin gak enak kalau gak bisa bawa kendaraan, apa-apa tergantung, selain itu juga sekarang transportasi umum lama nungguinnya dan lumayan mahal kalau kita PP itu udah bisa beli bensin 1 liter. Emang sih, dengan nambahnya aku yang mengendarai kendaraan itu akan menambah macet jalanan, tapi aku sangat ingin mengendarai kendaraan, supaya aku gak tergantung sama orang-orang yang antar jemput aku.
          
aku yang selalu berdoa 
agar segera diterima kerja di kantor
amiin..

Rabu, 15 Juni 2016

Sepenggal Cerita Tentang Ketidak Percayaan Diri



ada seorang anak perempuan, dia anak yang manis, anak yang selalu ceria,selalu bisa bikin orang tertawa saat melihat tingkah polanya dan dia juga anak yang penurut sekali. Tapi sayangnya,dia dari kecil oleh orang tuanya diterapkan banyak aturan, sebenarnya bukan diterapkan tapi terkesan begitu. Pada dasarnya cuman aturan yang wajar-wajar saja, tapi lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan yang hasilnya sebuah ke khawatiran yang berlebihan dan ketidak percayaan pada si anak. Karena si anak terbiasa dengan banyak aturan-aturan yang telah dibuat, sehingga dia menjadi kurang percaya diri seperti untuk tampil didepan publik, atau untuk memperkenalkan siapa dirinya atau kurang percaya diri untuk mengambil suatu keputusan
Tanpa sadar orang tuanya membuat anaknya menjadi seperti itu. Walau kadang anak perempuan ini bersikap overt percaya diri didepan orang tuanya tapi sebenarnya ia sangat tidak percaya diri, ciut nyalinya, serba takut ini takut itu. Dan anak perempuan ini juga kalau di tanya pasti jawabnya "bisa atau berani" walaupun sebenarnya dia gak bisa dan gak berani. Anak perempuan ini selalu mencoba untuk mengatakan kebalikan  dari kenyataan yang sebenarnya dia gak percaya diri menjadi "aku percaya diri", atau aku gak bisa menjadi "aku bisa". Terkadang sangat sulit untuk mengatakan kebalikan dari diri dia yang sebenarnya, tapi dia selalu mencoba mengulang-ulang perkataannya itu, gak jarang dia meneteskan air mata saat dia menyadari kalau yang dikatakan gak sesuai dengan kenyataannya....

Kamis, 12 Mei 2016

Teman lama

          Sebenarnya kita sudah lama mengenal atau kebalikannya. Aku sudah lama mengetahui kamu, iya kamu itu teman SD ku dulu,  walau kita tidak pernah sekelas tetapi kelas kita selalu bersebelahan dari kelas 4 SD. Kamu itu orang yang bisa dikatagorikan anak populer, karena kamu anak yang selalu masuk kelas unggulan, anak yang paling heboh kalau sudah kumpul dengan teman-temanmu, anak yang penuh dengan ambisi dan strategi agar yang diinginkan tercapai, aku rasa hal itu masih sangat melekat pada mu sampai saat ini
          Aku masih sangat ingat betul saat itu ada lomba 17 agustus di sekolah, untuk lomba kali ini, setiap kelas harus ada perwakilan beberapa orang untuk ikut serta dalam lomba, dan tiap ketua kelas diminta untuk mendata siapa saja yang akan ikut lomba. Begitu pengumuman ini menyebar luas, dalam sekejap kelas menjadi sangat ramai dan saling menunjuk si A, si B untuk ikut. Karena aku kurang begitu senang dengan suasana seperti itu, aku akhirnya keluar kelas dan tanpa sengaja aku melihat kamu dikelas sangat semangat mengajak teman-teman sekelas untuk ikut lomba, setelah terkumpul nama-nama peserta lomba, kamu berteriak "AYOOO TEMAN-TEMAN SEMANGAT DAN KITA PASTI BISA MENANG" teriakanmu sangat kencang sampai aku yang berada diluar kelas mendendengar teriakkanmu itu.

         Sampai pada hari H semua siswa dan peserta lomba berkumpul di lapangan sekolah, sebelum lomba dimulai, pak sodikin menjelaskan rangkaian acara (rundown acara), peraturan lomba, dan sebagainya,  selesai pak sodikin menjelaskan bapak meminta para perserta lomba segera mempersiap diri untuk lomba pertama. Lomba pertama dimulai dengan  memindahkan kelereng dengan mengigit ujung sendok. Aku melihat dari kejauhan, kamu seperti menyusun strategi dengan teman-temanmu, agar kelas kalian menang di lomba 17 agustus kali ini. Saat lomba dimulai, gak ada capek-capeknya kamu berteriak menyemangati teman mu "ayooo.....semangat...ayoo...bisa...bisa...". Setelah lomba pertama selesai dilanjutkan dengan lomba makan kerupuk, memasukan pensil kedalam botol, balap karung, bakiak, lomba mengambil koin, dan ternyata kamu ikut dalam beberapa lomba, tapi dari semua lomba yang kamu ikuti, aku sangat pada saat kamu mengikuti lomba mengambil koin di buah semangka. Saat lomba dimulai, aku melihat kamu sangat berusaha agar mendapat koin banyak, sampai mukamu belepotan dengan olesan margarin dan coklat pada buah semangka. Lomba ambil koin ini bisa dibilang sangat lucu serta bikin orang tertawa  karena mereka yang ikut lomba ini pasti mukanya akan belepotan semua sampai hampir semua muka belepotan.
        Akhirnya serangkain lomba selesai dan semua hadiah sudah dibagikan, kelas mu 6 A (6 Abu bakar) mendapatkan hadiah paling banyak dari kelas lainya. Aku melihat setelah pembagian hadiah itu kamu langsung pergi ke kamar mandi untukk membersihkan mukamu yang belepotan dan mengganti bajumu.
          Setelah sekian tahun kita gak bertemu satu sama lain, tanpa sengaja kita bertemu di stasiun jakarta. Aku rasa kamu gak sadar kalau itu aku, mungkin karena kamu saat itu sedang terburu-buru naik krl sehingga kita hanya bertatap-tatapan saja. Mukamu tidak begitu banyak perubahan, sehingga aku bisa langsung tau kalau itu kamu ries...

kamu yang tanpa aku sadari saat itu, 
ternyata aku memperhatikan kamu dari jauh.  
Semoga kita bisa ketemu lagi Aries..